PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam
dunia pendidikan. Fungsi bahasa dalam pendidikan diantaranya ialah sebagai
pengantar pelajaran. Tanpa bahasa yang baik dan benar, proses pembelajaran
tidak akan berjalan dengan lancar dan tujuan
pembelajaran akan sulit dicapai.
Hingga
kini belum ada teori apapun yang diterima luas tentang asal usul bahasa. Hanya
teori kontemporer yang mengatakan bahwa bahasa adalah eksistensi perilaku
social manusia. Sedangkan yang lain percaya bahwa bahasa verbal berkembang dari
suara dasar (basic sound) dan gerak gerik tubuh (gestures). Nenek
moyang kita yang disebut Cro Magnon berkomunikasi melalui symbol-simbol seperti
tulang, tanduk dan lain sebagainya sampai pada tahap perkembangan selanjutnya,
antara 35.000 sampai 40.000 tahun lalu, mereka menggunakan bahasa lisan. Karena
Cro Magnon dapat berpikir lewat bahasa, mereka mampu membuat rencana, konsep
berburu dengan cara yang lebih baik dan mempertahankan diri lebih efektif.
Perkembangan bahasa itu menggambarkan atau merefleksikan suatu keadaan dalam
social masyarakat, seperti; kelas (class), jenis kelamin (gender),
profesi (profession), Tingkat umur (age group), dan
tingkat faktor social lainnya.
Saat ini banyak
tenaga pendidik dan peserta didik menggunakan bahasa pergaulan sehari-hari
dalam proses pembelajaran sehingga mereka mengalami kesulitan ketika menghadapi
suatu keadaan dimana mereka harus menggunakan bahasa Indonesia baku. Penggunaan
bahasa Indonesia baku dalam komunikasi pendidikan sangatlah kurang dan
memprihatinkan. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran dan usaha untuk
mempelajari bahasa yang baik dan benar.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bahasa
dalam dunia pendidikan, maka perlu adanya suatu bahasan mengenai pengaruh
bahasa dalam komunikasi pendidikan.
B.Rumusan Masalah
1)
Pengertian
bahasa?
2)
Apa
saja jenis bahasa?
3)
Teknik
menggunakan bahasa yang baik dalam komunikasi pendidikan?
4)
Pengaruh
bahasa dalam komunikasi pendidikan?
C.
Tujuan Pembahasan
1)
Untuk
mengetahui pengertian bahasa
2)
Untuk
mengetahui jenis bahasa
3)
Untuk
mengetahui teknik menggunakan bahasa yang baik dalam komunikasi pendidikan
4)
Untuk
mengetahui pengaruh bahasa dalam komunikasi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Bahasa
Bahasa
adalah sebuah system, artinya bahasa itu dbentuk oleh sejumlah komponen yang
berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah system, bahasa
selain bersifat sistematis, juga bersifat sistemis. Dengan sistematis
maksudnya, bahasa itu tersusun menurut suatu pola tertentu, tidak tersusun
secara acak atau sembarangan. Sedangkan sistemis artinya, system bahasa itu
bukan merupakan sebuah system tunggal.
System
bahasa yang dibicarakan di atas adalah berupa lambang-lambang dalam bentuk
bunyi. Artinya, lambing-lambang itu berbentuk bunyi, yang lazim disebut bunyi
ujar atau bunyi bahasa. Setiap lambing bahasa melambangkan sesuatu yang disebut
makna atau konsep.
Lambang
bunyi bahasa itu bersifat arbitrer.
Artinya, hubungan antara lambing dengan yang dilambangkan tidak bersifat wajib,
bisa berubah dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambing tersebut mengonsepi
makna tertentu.
Bahasa
itu bersifat produktif, artinya, dengan sejumlah unsure yang terbatas, namun
dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hamper tidak terbatas. Bahasa itu
bersifat dinamis, maksudnya, bahasa itu tidak terlepas dari berbagai
kemungkinan perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Pada setiap waktu
mungkin saja ada kosakata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata lam yang
tenggelam, tidak digunakan lagi dan sebaliknya.
Bahasa
itu beragam, artinya, meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola
tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang
heterogen yang mempunyai latar belakang social dan kebiasaan yang berbeda, maka
bahasa itu menjadi beragam. Bahasa itu bersifat manusiawi. Artinya, bahasa
sebagai alat komunikasi verbal hanya dimiliki manusia. Hewan tidak mempunyai
bahasa. Yang dimiliki hewan sebagai alat komunikasi, yang berup abunyi atau
gerak isyarat, tidak bersifat produktif dan tidak dinamis. Dikuasai oleh para
hewan itu secara instingtif, atau secara naluriah. Padahal manusia dalam
menguasai bahasa bukanlah secara naluriah, melainkan dengan cara belajar. Tanpa
belajar manusia tidak akan dapat berbahasa. Hewan tidak mempunyai kemampuan
untuk memepelajari bahasa manusia. Oleh karena itulah dikatakan bahwa bahasa
itu bersifat manusiawi, hanya dimiliki manusia.
Jadi,
menurut pendapat kelompok kami yaitu, cirri-ciri yang merupakan hakikat bahasa
itu, antara lain, adalah bahwa bahasa itu sebuah system lambing, berupa bunyi,
bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi.
B.Jenis Bahasa
Dalam
pembicaraan mengenai variasi bahasa kita berbicara tentang satu bahas yang
memiliki berbagai variasi berkenaan dengan penutur dan penggunaannya secara
konkret. Begitulah dalam pembicaraan variasi bahasa itu kta berkenalan dengan
idiolek, dialek, sosiolek, kronolek, fungsiolek, ragam, dan register.
Pembicaraan tentang variasi bahasa itu tidak lengkap bila tidak disertai dengan
pembicaraan tentang jenis bahasa yang juga dilihat secara sosiolinguistik.
Hanya bedanya dalam pembicaraan jenis ini kita bukan hanya berurusan dengan
suatu bahasa,serta variasinya, juga berurusan dengan sejumlah bahasa, baik yang
dimiliki repertoir satu masyarakat tutur maupun yang dimiliki dan digunakan
oleh sejumlah masyarakat tutur.
Penjenisan
bahasa secara sosiolinguistik tidak sama dengan penjenisan (klasifikasi) bahasa
secara geneologis (genetis) maupun tipologis. Penjenisan atau klasifikasi
secara geneologisdan tipologis berkenaan dengan cirri-ciri internal
bahasa-bahasa itu. Sedangkan penjenisan secara sosiolinguistik berkenaan dengan
faktor-faktor eksternal bahasa atau bahasa-bahasa itu yakni faktor sosiologis,
politis, dan cultural.
a)
Jenis
Bahasa Berdasarkan Sosiologis
Penjenisan
berdasarkan faktor sosiologis, artinya, penjenisan itu tidak terbatas pada
struktur internal bahasa, tetapi juga berdasarkan faktor sejarahnya, kaitannya
dengan system linguistic lain,dan pewarisan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Penjenisan secara sosiologis ini penting untuk menentukan satu
system lnguistik tertentu, apakah bisa disetujui atau tidak oleh anggota
masyarakat tutur untuk menggunakannya dalam fungsi tertentu, misalnya sebagai
bahasa resmi kenegaraan, dan sebagainya.
b)
Jenis
Bahasa Berdasarkan Sikap Politik
Berdasarkan
sikap politik atau social politik kita dapat membedakan adanya bahasa
nasional, bahasa resmi, bahasa Negara, dan bahasa persatuan.
Pembedaan ini dikatakan berdasarkan sikap social politik karena sangat erat
kaitannya dengan kepentingan kebangsaan. Ada kemungkinan keempat jenis bahasa
yang disebutkan itu mengacu pada sebuah system linguistic yang sama, dan ada
kemungkinan pula pada system lingistik yang berbeda.
c)
Jenis
Bahasa Berdasarkan Tahap Pemerolehan
Berdasarkan
tahap pemerolehannya dapat dibedakan Berdasarkan tahap pemerolehannya dapat
dibedakan adanya bahasa ibu, bahasa pertama, dan bahasa kedua (ketiga dan
seterusnya), dan bahasa asing. Penanaman bahasa ibu dan bahasa pertama adalah
mengacu pada satu system linguistic yang sama. Yang disebut bahasa ibu adalah
satu system linguistic yang pertama kali dipelajari secara alamiah dari ibu
atau keluarga yang memelihara seorang anak.
Bahasa ibu lazim juga disebut bahasa pertama (disingkat B1)
karena bahasa itulah yang pertama-tama dipelajarinya. Kalau kemudian si anak
memepelajari bahasa lain, yang bukan bahasa ibunya, maka bahasa lain yang
dipelajarinya itu disebut bahasa kedua (disingkat B2). Andaikata
kemudian si anak mempelajari bahasa lainnya lagi, maka bahasa yang dipelajari
terakhir ini disebut bahasa ketiga (disingkat B3). Begitu pula
selanjutnya, ada kemungkinan seorang anak mempelajari bahasa keempat, kelima,
dan seterusnya. Yang disebut bahasa asing akan selalu merupakan bahasa
kedua bagi seorang anak.
Bahasa mempunyai fungsi yang amat penting bagi manusia, terutama
sekali fungsi komunikatif. Sejumlah ahli bahasa telah menaruh perhatian besar
terhadap fungsi bahasa ini. H.A.K. Halliday dalam bukunya Exploration in the
Function of Language (dalam Tarigan, 1993:6-8) menemukan tujuh fungsi
bahasa, yakni:
1.
The
instrumental function (fungsi
instruental), melayani pengelolaan lingkungan, menyebabkan peristiwa-peristiwa
tertentu terjadi.
2.
The
regulatory function (fungsi
regulasi), bertindak untuk mengawasi serta mengendalikan berbagai peristiwa.
Adanya fungsi regulasi ini memang agak sukar dibedakan dari fungsi
instrumental. Fungsi regulasi, fungsi pengendalian atau fungsi pengaturan ini
bertindak untuk mengendalikan serta mengatur orang lain.
3.
The
representational function (fungsi
pemerian) adalah penggunaan bahasa untuk membuat pernyataan-pernyataan,
menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan atau melaporkan, atau
dengan kata lainmenggambarkanmemerikan (atau to represent) realitas yang
sebenarnya, seperti yang dilihat oleh seseorang.
4.
The
interactional function (fungsi
interaksi), bertugas untuk menjamin serta memantapkan ketahanan dn kelangsungan
komunikasi, interaksi social. Keberhasilan komunikasi interaksional ini
menuntut pengetahuan secukupnya mengenai logat (slang), logat khusus (jargon),
lelucon, cerita rakyat (floklor), adat dan istiadat da budaya setempat,
tata karma pergaulan, dan sebagainya.
5.
The
personal function (fungsi
personal), memberi kesempatan kepada seseorang pembicara untuk mengekspresiakan
perasaan, emosi pribadi, serta reaksi-reaksinya yang mendalam. Kepribadian
seseorang biasanya ditandai oleh penggunaan fungsi personal bahasanya dalam
berkomunikasi dengan orang lain. Dalam hakikat bahasa personal ini jelas bahwa
kesadaran, perasaan, dan budaya turut sama-sama berinteraksi dengan cara-cara
yang beraneka ragam.
6.
The
heuristic function (fungsi
heuristik),melibatkan penggunaan bahasa untuk memperoleh ilmu pengetahuan,
mempelajari seluk beluk lingkungan. Fungsi heuristic seringkali disampaikan
dalam bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban. Secara khusus, anak-anak
memanfaatkan penggunaan fungsi heuristic ini dalam aneka pertanyaan “mengapa?”
yang tidak putus-putusnya mengenai dunia sekeliling alam sekitar mereka.
Penyelidikan, rasa ingin tahu, merupakan suatu metode heuristic untuk
memperoleh represantasi-represantasi realitas dari orang lain.
7.
The
imaginative function (fungsi
imajinatif), melayani penciptaan sistem-sistem atau gagasan yang bersifat
imajinatif. Mengisahkan cerita dongeng, membacakan leluon atau menulis novel,
merupakan praktik penggunaan fungsi imajinatif bahasa, kita bebas berpetualang
dan mengembara ke seberang dunia nyata untuk menjelajahi puncak-puncak
keluhuran serta keindahan bahasa itu sendiri.
C.
Teknik Menggunakan Bahasa yang Baik dalam Komunikasi Pendidikan
Tidak
ada salahnya bagi anda seorang guru atau siswa mempelajari teknik berkomunikasi
yang baik dan efektif, sebab dari cara kita berkomunikasilah akan menimbulkan
kesan tersendiri bagi lawan komunikasi kita. seorang guru yang tahu bagaimana
triks berkomunikasi yang baik akan mampu menempatkan diri dalam segala kondisi,
misalnya jika menghadapi siswa yang ribut, sistem komunikasi yang bagaimana
yang baik diterapkan dan sebagainya.
Ada
14 teknik dalam berkomunikasi yang baik dan efektif antara lain:
1.
Berikan kesan bahwa anda antusias berbicara
dengan mereka – Beri mereka kesan bahwa anda lebih suka berbicara dengan mereka
dari pada orang lain di muka bumi ini. Ketika anda memberi mereka kesan bahwa
anda sangat antusias berbicara dengan mereka dan bahwa anda peduli kepada
mereka, anda membuat perasaan mereka lebih positif dan percaya diri. Mereka
akan lebih terbuka kepada anda dan sangat mungkin memiliki percakapan yang
mendalam dengan anda.
2.
Ajukan pertanyaan tentang minat mereka – Ajukan
pertanyaan terbuka yang akan membuat mereka berbicara tentang minat dan
kehidupan mereka. Galilah sedetail mungkin sehingga akan membantu mereka
memperoleh perspektif baru tentang diri mereka sendiri dan tujuan hidup mereka.
3.
Beradaptasi dengan bahasa tubuh dan perasaan
mereka – Rasakan bagaimana perasaan mereka pada saat ini dengan mengamati
bahasa tubuh dan nada suara. Dari sudut pandang ini, anda dapat menyesuaikan
kata-kata, bahasa tubuh, dan nada suara anda sehingga mereka akan merespon
lebih positif.
4.
Tunjukkan rasa persetujuan: Katakan kepada
mereka apa yang anda kagumi tentang mereka dan mengapa – Salah satu cara
terbaik untuk segera berhubungan dengan orang adalah dengan menjadi jujur dan
memberitahu mereka mengapa anda menyukai atau mengagumi mereka. Jika menyatakan
secara langsung dirasakan kurang tepat, cobalah dengan pernyataan tidak
langsung. Kedua pendekatan tersebut bisa sama-sama efektif.
5.
Dengarkan dengan penuh perhatian semua yang
mereka katakan – Jangan terlalu berfokus pada apa yang akan Anda katakan
selanjutnya selagi mereka berbicara. Sebaliknya, dengarkan setiap kata yang
mereka katakan dan responlah serelevan mungkin. Hal ini menunjukkan bahwa anda
benar-benar mendengarkan apa yang mereka katakan dan anda sepenuhnya terlibat
di dalam suasana bersama dengan mereka. Juga pastikan untuk bertanya setiap
kali ada sesuatu yang tidak mengerti pada hal-hal yang mereka katakan. Anda
tentu saja ingin menghindari semua penyimpangan yang mungkin terjadi dalam berkomunikasi jika anda ingin mengembangkan hubungan
yang sepenuhnya dengan orang tersebut.
6.
Beri mereka kontak mata yang lama , kontak mata
yang kuat mengkomunikasikan kepada orang lain bahwa anda tidak hanya terpikat
oleh mereka dan apa yang mereka katakan tetapi juga menunjukkan bahwa anda
dapat dipercaya. Ketika dilakukan dengan tidak berlebihan, mereka juga akan
menganggap anda yakin pada diri anda sendiri karena kesediaan anda untuk
bertemu mereka secara langsung. Akibatnya, orang secara alami akan lebih
memperhatikan anda dan apa yang anda katakan.
7.
Ungkapkan diri anda sebanyak mungkin. Salah
satu cara terbaik untuk mendapatkan kepercayaan seseorang adalahdengan
mengungkapkan diri seterbuka mungkin. Bercerita tentang kejadian yang menarik
dari hidup anda atau hanya menggambarkan contoh lucu dari kehidupan normal
sehari-hari. Ketika anda bercerita tentang diri anda, pastikan untuk tidak
menyebutkan hal- hal yang menyimpang terlalu jauh dari minat mereka atau bahkan
berlebihan. Anda dapat membiarkan mereka mengetahui lebih jauh tentang diri
anda seiring berjalannya waktu.
8.
Berikan kesan bahwa anda berdua berada di tim
yang sama. Gunakan kata-kata seperti “kami, kita ” untuk segera membangun
sebuah ikatan. Bila anda menggunakan kata-kata tersebut, anda membuatnya tampak
seperti anda dan mereka berada di tim yang sama, sementara orang lain berada di
tim yang berbeda.
9.
Berikan mereka senyuman terbaik anda . Ketika
anda tersenyum pada orang, anda menyampaikan pesan bahwa anda menyukai mereka
dan kehadiran mereka membawa anda kebahagiaan. Tersenyum pada mereka akan
menyebabkan mereka sadar ingin tersenyum kembali pada anda yang secara langsung
akan membangun hubungan antara anda berdua.
10.
Menawarkan saran yang bermanfaat . Kenalkan tempat makan yang pernah anda
kunjungi, film yang anda tonton, orang-orang baik yang mereka ingin temui, buku
yang anda baca, peluang karir atau apa pun yang terpikirkan oleh anda. Jelaskan
apa yang menarik dari orang-orang, tempat atau hal-hal tersebut. Jika anda
memberi ide yang cukup menarik perhatian mereka, mereka akan mencari anda
ketika mereka memerlukan seseorang untuk membantu membuat keputusan tentang apa
yang harus dilakukan selanjutnya.
11.
Beri mereka motivasi. Jika orang yang anda
hadapi lebih muda atau dalam posisi yang lebih sulit dari anda, mereka mungkin
ingin mendengar beberapa kata motivasi dari anda karena anda lebih
berpengalaman atau anda tampaknya menjalani kehidupan dengan baik . Jika anda
ingin memiliki hubungan yang sehat dengan orang tersebut, anda tentu saja tidak
ingin tampak seperti anda memiliki semuanya sementara mereka tidak. Yakinkan
mereka bahwa mereka dapat melampaui masalah dan keterbatasan mereka, sehingga
mereka akan berharap menjadikan anda sebagai teman yang enak untuk diajak
bicara.
12.
Tampil dengan tingkat energi yang sedikit lebih
tinggi dibanding orang lain – Umumnya, orang ingin berada di sekitar
orang-orang yang akan mengangkat mereka, bukannya membawa mereka ke bawah. Jika
anda secara konsisten memiliki tingkat energi yang lebih rendah daripada orang
lain, mereka secara alami akan menjauh dari Anda menuju seseorang yang lebih
energik. Untuk mencegah hal ini terjadi, secara konsisten tunjukkan dengan
suara dan bahasa tubuh anda bahwa anda memiliki tingkat energi yang sedikit
lebih tinggi sehingga mereka akan merasa lebih bersemangat dan positif berada
di sekitar Anda. Namun jangan juga anda terlalu berlebihan berenergik sehingga
menyebabkan orang-orang tampak seperti tidak berdaya. Energi dan gairah yang
tepat akan membangun antusiasme mereka.
13.
Sebut nama mereka dengan cara yang menyenangkan
telinga mereka – nama seseorang adalah salah satu kata yang memiliki emosional
yang sangat kuat bagi mereka. Tapi hal itu belum tentu seberapa sering anda
katakan nama seseorang, namun lebih pada bagaimana anda mengatakannya. Hal Ini
dapat terbantu dengan cara anda berlatih mengatakan nama seseorang untuk satu
atau dua menit sampai anda merasakan adanya emosional yang kuat. Ketika anda
menyebutkan nama mereka lebih menyentuh dibanding orang lain yang mereka kenal,
mereka akan menemukan bahwa anda lah yang paling berkesan.
14.
Tawarkan untuk menjalani hubungan selangkah
lebih maju – Ada beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk memajukan
persahabatan anda dengan seseorang: tawaran untuk makan dengan mereka,
berbicara sambil minum kopi, melihat pertandingan olahraga, dll. Meskipun jika
orang tersebut tidak menerima tawaran anda, mereka akan tetap tersanjung bahwa
anda ingin mereka menjalani persahabatan ke tingkat yang lebih dalam. Di satu
sisi, mereka akan memandang anda karena anda memiliki keberanian untuk
membangun persahabatan bukan mengharapkan persahabatan yang instan.
D.
Pengaruh Bahasa dalam Komunikasi Pendidikan
Salah satu
fungsi bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa
pengantar. Jadi, dalam kegiatan/proses belajar-mengajar bahasa pengantar yang
digunakan adalah bahasa Indonesia. Berkaitan dengan hal ini, saat ini muncul
fenomena menarik dengan adanya Sekolah Nasional Berstandar Internasional
(SNBI). Kekhawatiran sebagian orang terhadap keberadaan bahasa Indonesia dalam
SNBI muncul karena bahasa pengantar yang digunakan dalam beberapa mata
pelajaran adalah bahasa asing. Padahal kalau kembali ke fungsi bahasa
Indonesia, salah satunya adalah bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan.
Kekhawatiran
seperti di atas sah-sah saja. Apalagi kalau kita amati
penggunaan bahasa Indonesia oleh para penuturnya. Dalam berbahasa Indonesia
sebagaian penutur kurang mampu berbahasa Indonesia secara baik dan benar. Dalam
suasana yang bersifat resmi, mereka menggunakan kata-kata/bahasa yang biasa
digunakan dalam suasana tidak resmi/kehidupan
sehari-hari. Padahal, seperti kita ketahui bahwa berbahasa Indonesia secara
baik dan benar adalah berbahasa Indonesia sesuai dengan suasana/situasinya dan
kaidah-kaidan kebahasaan. Hal tersebut mungkin karena sikap negatif terhadap
bahasa yang digunakan. Mereka berbahasa Indonesia tanpa mempertimbangkan tepat
tidaknya ragam bahasa yang digunakan. Bagi mereka, yang terpenting adalah sudah menyampaikan informasi kepada orang lain.
Perkara orang lain tahu atau tidak terhadap apa yang disampaikan mereka tidak
ambil pusing. Padahal salah satu syarat utama supaya komunikasi berjalan dengan
lancar adalah keterpahaman orang lain/mitra tutur terhadap informasi yang
disampaikan. Selain itu, tidak pada tempatnya dalam suasana yang bersifat resmi
seseorang menggunakan kata/kalimat/bahasa yang biasa digunakan dalam suasana
tak resmi.
Untuk itu, sudah selayaknyalah kalau warga negara Indonesia mempunyai sikap
positif terhadap bahasa yang mereka gunakan. Dalam berkomunikasi, menggunakan bahasa Indonesia baik penutur maupun mitra tutur haruslah
mempertimbangkan tepat tidaknya ragam bahasa yang digunakan. Sebagai warga negara Indonesia, kita harus mempunyai sikap
seperti itu karena siapa lagi yang harus menghargai bahasa Indonesia selain
warga negaranya. Kalau kita ingin bahasa Indonesia nantinya bisa menjadi salah
satu bahasa internasional kita juga harus menghargai, ikut merasa bangga,
merasa memiliki, sehingga kita punya jatidiri. Kita, sebagai bangsa Indonesia
harus bersyukur, bangga, dan beruntung karena memiliki bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional dan bahasa negara.
Munculnya Sekolah Nasional
Berstandar Internasional (SNBI) tidak perlu memunculkan kekhawatiran akan
hilangnya bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan. Hal
ini karena ternyata penggunaan bahasa asing sebagai pengantar ternyata tidak
diterapkan pada semua mata pelajaran. Penggunaan bahasa asing sebagai bahasa
pengantar di SNBI hanya diterapkan pada beberapa mata pelajaran.
Intensitas penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam proses
belajar-mengajar menjadi berkurang. Hal itu bisa disiasati dengan lebih
mengefektifkan proses pembelajaran bahasa Indonesia dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Pembelajaran lebih banyak diarahkan kepada hal-hal yang bersifat
terapan praktis bukan hal-hal yang bersifat teoretis. Siswa lebih banyak
dikondisikan pada pemakaian bahasa yang aplikatif tetapi sesuai dengan aturan
berbahasa Indonesia secara baik dan benar.
Pengkondisian pada hal-hal yang bersifat terapan praktis bukan berarti
menghilangkan hal-hal yang bersifat teoretis. Hal-hal yang bersifat teoretis
tetap disampaikan tetapi porsinya tidak
begitu besar. Dengan pengkondisian seperti itu, siswa menjadi terbiasa
mempergunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Dalam suasana resmi
mereka menggunakan bahasa resmi dan dalam suasana tak resmi mereka menggunakan
bahasa tak resmi. Selain itu, mereka menjadi terbiasa menggunakan bahasa
Indonesia sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Seorang guru atau siswa harus mempelajari teknik komunikasi yang
baik dan efektif, karena dengan cara berkomunikasi akan menimbulkan kesan
tersendiri bagi lawan komunikasinya. Dan guru yang mengetahui triks komunikasi
yang baik akan mampu menempatkan diri dalam segala kondisi. Dan salah satu
fungsi bahasa dalam pendidikan adalah sebagai pengantar guru dalam menyampaikan
mata pelajaran kepada peserta didiknya. Oleh karena itu, bahasa sangat
berpengaruh dalam komunikasi pendidikan.
B.
Kritik dan Saran
Dalam membuat mkalah ini tentunya masih
banya kelemahan dari pihak penyusun. Untuk itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan penyusunan makalah yang mendatang. Dan semoga isi di dalam
makalah ini bisa dijadikan alat bantu
pembelajaran bagi mahasiswa serta dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
The King Of Dealer - The King of Gambling
BalasHapusIn the casino, games have multiple pay 카지노 lines and are distributed in a similar way to their respective kirill-kondrashin brick and mortar casinos. Each game has pay-off