Selasa, 22 Oktober 2013

PENGARUH BAHASA DALAM KOMUNIKASI PENDIDIKAN


BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang
Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam dunia pendidikan. Fungsi bahasa dalam pendidikan diantaranya ialah sebagai pengantar pelajaran. Tanpa bahasa yang baik dan benar, proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar dan tujuan
pembelajaran akan sulit dicapai.
Hingga kini belum ada teori apapun yang diterima luas tentang asal usul bahasa. Hanya teori kontemporer yang mengatakan bahwa bahasa adalah eksistensi perilaku social manusia. Sedangkan yang lain percaya bahwa bahasa verbal berkembang dari suara dasar (basic sound) dan gerak gerik tubuh (gestures). Nenek moyang kita yang disebut Cro Magnon berkomunikasi melalui symbol-simbol seperti tulang, tanduk dan lain sebagainya sampai pada tahap perkembangan selanjutnya, antara 35.000 sampai 40.000 tahun lalu, mereka menggunakan bahasa lisan. Karena Cro Magnon dapat berpikir lewat bahasa, mereka mampu membuat rencana, konsep berburu dengan cara yang lebih baik dan mempertahankan diri lebih efektif. Perkembangan bahasa itu menggambarkan atau merefleksikan suatu keadaan dalam social masyarakat, seperti; kelas (class), jenis kelamin (gender), profesi (profession), Tingkat umur (age group), dan tingkat faktor social lainnya.[1]
Saat ini banyak tenaga pendidik dan peserta didik menggunakan bahasa pergaulan sehari-hari dalam proses pembelajaran sehingga mereka mengalami kesulitan ketika menghadapi suatu keadaan dimana mereka harus menggunakan bahasa Indonesia baku. Penggunaan bahasa Indonesia baku dalam komunikasi pendidikan sangatlah kurang dan memprihatinkan. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran dan usaha untuk mempelajari bahasa yang baik dan benar.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bahasa dalam dunia pendidikan, maka perlu adanya suatu bahasan mengenai pengaruh bahasa dalam komunikasi pendidikan.
  
B.Rumusan Masalah
1)      Pengertian bahasa?
2)      Apa saja jenis bahasa?
3)      Teknik menggunakan bahasa yang baik dalam komunikasi pendidikan?
4)      Pengaruh bahasa dalam komunikasi pendidikan?

C.               Tujuan Pembahasan
1)      Untuk mengetahui pengertian bahasa
2)      Untuk mengetahui jenis bahasa
3)      Untuk mengetahui teknik menggunakan bahasa yang baik dalam komunikasi pendidikan
4)      Untuk mengetahui pengaruh bahasa dalam komunikasi pendidikan.
  
   
BAB II
PEMBAHASAN
            
A.               Pengertian Bahasa
Bahasa adalah sebuah system, artinya bahasa itu dbentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah system, bahasa selain bersifat sistematis, juga bersifat sistemis. Dengan sistematis maksudnya, bahasa itu tersusun menurut suatu pola tertentu, tidak tersusun secara acak atau sembarangan. Sedangkan sistemis artinya, system bahasa itu bukan merupakan sebuah system tunggal.[2]
System bahasa yang dibicarakan di atas adalah berupa lambang-lambang dalam bentuk bunyi. Artinya, lambing-lambang itu berbentuk bunyi, yang lazim disebut bunyi ujar atau bunyi bahasa. Setiap lambing bahasa melambangkan sesuatu yang disebut makna atau konsep.
Lambang bunyi bahasa itu  bersifat arbitrer. Artinya, hubungan antara lambing dengan yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambing tersebut mengonsepi makna tertentu.[3]
Bahasa itu bersifat produktif, artinya, dengan sejumlah unsure yang terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hamper tidak terbatas. Bahasa itu bersifat dinamis, maksudnya, bahasa itu tidak terlepas dari berbagai kemungkinan perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Pada setiap waktu mungkin saja ada kosakata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata lam yang tenggelam, tidak digunakan lagi dan sebaliknya.[4]
Bahasa itu beragam, artinya, meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar belakang social dan kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam. Bahasa itu bersifat manusiawi. Artinya, bahasa sebagai alat komunikasi verbal hanya dimiliki manusia. Hewan tidak mempunyai bahasa. Yang dimiliki hewan sebagai alat komunikasi, yang berup abunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat produktif dan tidak dinamis. Dikuasai oleh para hewan itu secara instingtif, atau secara naluriah. Padahal manusia dalam menguasai bahasa bukanlah secara naluriah, melainkan dengan cara belajar. Tanpa belajar manusia tidak akan dapat berbahasa. Hewan tidak mempunyai kemampuan untuk memepelajari bahasa manusia. Oleh karena itulah dikatakan bahwa bahasa itu bersifat manusiawi, hanya dimiliki manusia.[5]
Jadi, menurut pendapat kelompok kami yaitu, cirri-ciri yang merupakan hakikat bahasa itu, antara lain, adalah bahwa bahasa itu sebuah system lambing, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi.
                                      
B.Jenis Bahasa
Dalam pembicaraan mengenai variasi bahasa kita berbicara tentang satu bahas yang memiliki berbagai variasi berkenaan dengan penutur dan penggunaannya secara konkret. Begitulah dalam pembicaraan variasi bahasa itu kta berkenalan dengan idiolek, dialek, sosiolek, kronolek, fungsiolek, ragam, dan register. Pembicaraan tentang variasi bahasa itu tidak lengkap bila tidak disertai dengan pembicaraan tentang jenis bahasa yang juga dilihat secara sosiolinguistik. Hanya bedanya dalam pembicaraan jenis ini kita bukan hanya berurusan dengan suatu bahasa,serta variasinya, juga berurusan dengan sejumlah bahasa, baik yang dimiliki repertoir satu masyarakat tutur maupun yang dimiliki dan digunakan oleh sejumlah masyarakat tutur.[6]
Penjenisan bahasa secara sosiolinguistik tidak sama dengan penjenisan (klasifikasi) bahasa secara geneologis (genetis) maupun tipologis. Penjenisan atau klasifikasi secara geneologisdan tipologis berkenaan dengan cirri-ciri internal bahasa-bahasa itu. Sedangkan penjenisan secara sosiolinguistik berkenaan dengan faktor-faktor eksternal bahasa atau bahasa-bahasa itu yakni faktor sosiologis, politis, dan cultural.[7]
a)      Jenis Bahasa Berdasarkan Sosiologis
Penjenisan berdasarkan faktor sosiologis, artinya, penjenisan itu tidak terbatas pada struktur internal bahasa, tetapi juga berdasarkan faktor sejarahnya, kaitannya dengan system linguistic lain,dan pewarisan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Penjenisan secara sosiologis ini penting untuk menentukan satu system lnguistik tertentu, apakah bisa disetujui atau tidak oleh anggota masyarakat tutur untuk menggunakannya dalam fungsi tertentu, misalnya sebagai bahasa resmi kenegaraan, dan sebagainya.[8]
b)      Jenis Bahasa Berdasarkan Sikap Politik
Berdasarkan sikap politik atau social politik kita dapat membedakan adanya bahasa nasional, bahasa resmi, bahasa Negara, dan bahasa persatuan. Pembedaan ini dikatakan berdasarkan sikap social politik karena sangat erat kaitannya dengan kepentingan kebangsaan. Ada kemungkinan keempat jenis bahasa yang disebutkan itu mengacu pada sebuah system linguistic yang sama, dan ada kemungkinan pula pada system lingistik yang berbeda.[9]
c)      Jenis Bahasa Berdasarkan Tahap Pemerolehan
Berdasarkan tahap pemerolehannya dapat dibedakan Berdasarkan tahap pemerolehannya dapat dibedakan adanya bahasa ibu, bahasa pertama, dan bahasa kedua (ketiga dan seterusnya), dan bahasa asing. Penanaman bahasa ibu dan bahasa pertama adalah mengacu pada satu system linguistic yang sama. Yang disebut bahasa ibu adalah satu system linguistic yang pertama kali dipelajari secara alamiah dari ibu atau keluarga yang memelihara seorang anak.  Bahasa ibu lazim juga disebut bahasa pertama (disingkat B1) karena bahasa itulah yang pertama-tama dipelajarinya. Kalau kemudian si anak memepelajari bahasa lain, yang bukan bahasa ibunya, maka bahasa lain yang dipelajarinya itu disebut bahasa kedua (disingkat B2). Andaikata kemudian si anak mempelajari bahasa lainnya lagi, maka bahasa yang dipelajari terakhir ini disebut bahasa ketiga (disingkat B3). Begitu pula selanjutnya, ada kemungkinan seorang anak mempelajari bahasa keempat, kelima, dan seterusnya. Yang disebut bahasa asing akan selalu merupakan bahasa kedua bagi seorang anak.[10]
Bahasa mempunyai fungsi yang amat penting bagi manusia, terutama sekali fungsi komunikatif. Sejumlah ahli bahasa telah menaruh perhatian besar terhadap fungsi bahasa ini. H.A.K. Halliday dalam bukunya Exploration in the Function of Language (dalam Tarigan, 1993:6-8) menemukan tujuh fungsi bahasa, yakni:
1.      The instrumental function (fungsi instruental), melayani pengelolaan lingkungan, menyebabkan peristiwa-peristiwa tertentu terjadi.
2.      The regulatory function (fungsi regulasi), bertindak untuk mengawasi serta mengendalikan berbagai peristiwa. Adanya fungsi regulasi ini memang agak sukar dibedakan dari fungsi instrumental. Fungsi regulasi, fungsi pengendalian atau fungsi pengaturan ini bertindak untuk mengendalikan serta mengatur orang lain.[11]
3.      The representational function (fungsi pemerian) adalah penggunaan bahasa untuk membuat pernyataan-pernyataan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan atau melaporkan, atau dengan kata lainmenggambarkanmemerikan (atau to represent) realitas yang sebenarnya, seperti yang dilihat oleh seseorang.
4.      The interactional function (fungsi interaksi), bertugas untuk menjamin serta memantapkan ketahanan dn kelangsungan komunikasi, interaksi social. Keberhasilan komunikasi interaksional ini menuntut pengetahuan secukupnya mengenai logat (slang), logat khusus (jargon), lelucon, cerita rakyat (floklor), adat dan istiadat da budaya setempat, tata karma pergaulan, dan sebagainya.
5.      The personal function (fungsi personal), memberi kesempatan kepada seseorang pembicara untuk mengekspresiakan perasaan, emosi pribadi, serta reaksi-reaksinya yang mendalam. Kepribadian seseorang biasanya ditandai oleh penggunaan fungsi personal bahasanya dalam berkomunikasi dengan orang lain. Dalam hakikat bahasa personal ini jelas bahwa kesadaran, perasaan, dan budaya turut sama-sama berinteraksi dengan cara-cara yang beraneka ragam.
6.      The heuristic function (fungsi heuristik),melibatkan penggunaan bahasa untuk memperoleh ilmu pengetahuan, mempelajari seluk beluk lingkungan. Fungsi heuristic seringkali disampaikan dalam bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban. Secara khusus, anak-anak memanfaatkan penggunaan fungsi heuristic ini dalam aneka pertanyaan “mengapa?” yang tidak putus-putusnya mengenai dunia sekeliling alam sekitar mereka. Penyelidikan, rasa ingin tahu, merupakan suatu metode heuristic untuk memperoleh represantasi-represantasi realitas dari orang lain.
7.      The imaginative function (fungsi imajinatif), melayani penciptaan sistem-sistem atau gagasan yang bersifat imajinatif. Mengisahkan cerita dongeng, membacakan leluon atau menulis novel, merupakan praktik penggunaan fungsi imajinatif bahasa, kita bebas berpetualang dan mengembara ke seberang dunia nyata untuk menjelajahi puncak-puncak keluhuran serta keindahan bahasa itu sendiri.[12]

C.   Teknik Menggunakan Bahasa yang Baik dalam Komunikasi Pendidikan
Tidak ada salahnya bagi anda seorang guru atau siswa mempelajari teknik berkomunikasi yang baik dan efektif, sebab dari cara kita berkomunikasilah akan menimbulkan kesan tersendiri bagi lawan komunikasi kita. seorang guru yang tahu bagaimana triks berkomunikasi yang baik akan mampu menempatkan diri dalam segala kondisi, misalnya jika menghadapi siswa yang ribut, sistem komunikasi yang bagaimana yang baik diterapkan dan sebagainya.[13]

Ada 14 teknik dalam berkomunikasi yang baik dan efektif antara lain:
1.      Berikan kesan bahwa anda antusias berbicara dengan mereka – Beri mereka kesan bahwa anda lebih suka berbicara dengan mereka dari pada orang lain di muka bumi ini. Ketika anda memberi mereka kesan bahwa anda sangat antusias berbicara dengan mereka dan bahwa anda peduli kepada mereka, anda membuat perasaan mereka lebih positif dan percaya diri. Mereka akan lebih terbuka kepada anda dan sangat mungkin memiliki percakapan yang mendalam dengan anda.
2.      Ajukan pertanyaan tentang minat mereka – Ajukan pertanyaan terbuka yang akan membuat mereka berbicara tentang minat dan kehidupan mereka. Galilah sedetail mungkin sehingga akan membantu mereka memperoleh perspektif baru tentang diri mereka sendiri dan tujuan hidup mereka.
3.      Beradaptasi dengan bahasa tubuh dan perasaan mereka – Rasakan bagaimana perasaan mereka pada saat ini dengan mengamati bahasa tubuh dan nada suara. Dari sudut pandang ini, anda dapat menyesuaikan kata-kata, bahasa tubuh, dan nada suara anda sehingga mereka akan merespon lebih positif.
4.      Tunjukkan rasa persetujuan: Katakan kepada mereka apa yang anda kagumi tentang mereka dan mengapa – Salah satu cara terbaik untuk segera berhubungan dengan orang adalah dengan menjadi jujur dan memberitahu mereka mengapa anda menyukai atau mengagumi mereka. Jika menyatakan secara langsung dirasakan kurang tepat, cobalah dengan pernyataan tidak langsung. Kedua pendekatan tersebut bisa sama-sama efektif.
5.      Dengarkan dengan penuh perhatian semua yang mereka katakan – Jangan terlalu berfokus pada apa yang akan Anda katakan selanjutnya selagi mereka berbicara. Sebaliknya, dengarkan setiap kata yang mereka katakan dan responlah serelevan mungkin. Hal ini menunjukkan bahwa anda benar-benar mendengarkan apa yang mereka katakan dan anda sepenuhnya terlibat di dalam suasana bersama dengan mereka. Juga pastikan untuk bertanya setiap kali ada sesuatu yang tidak mengerti pada hal-hal yang mereka katakan. Anda tentu saja ingin menghindari semua penyimpangan yang mungkin terjadi dalam berkomunikasi jika anda ingin mengembangkan hubungan yang sepenuhnya dengan orang tersebut.
6.      Beri mereka kontak mata yang lama , kontak mata yang kuat mengkomunikasikan kepada orang lain bahwa anda tidak hanya terpikat oleh mereka dan apa yang mereka katakan tetapi juga menunjukkan bahwa anda dapat dipercaya. Ketika dilakukan dengan tidak berlebihan, mereka juga akan menganggap anda yakin pada diri anda sendiri karena kesediaan anda untuk bertemu mereka secara langsung. Akibatnya, orang secara alami akan lebih memperhatikan anda dan apa yang anda katakan.
7.      Ungkapkan diri anda sebanyak mungkin. Salah satu cara terbaik untuk mendapatkan kepercayaan seseorang adalahdengan mengungkapkan diri seterbuka mungkin. Bercerita tentang kejadian yang menarik dari hidup anda atau hanya menggambarkan contoh lucu dari kehidupan normal sehari-hari. Ketika anda bercerita tentang diri anda, pastikan untuk tidak menyebutkan hal- hal yang menyimpang terlalu jauh dari minat mereka atau bahkan berlebihan. Anda dapat membiarkan mereka mengetahui lebih jauh tentang diri anda seiring berjalannya waktu.
8.      Berikan kesan bahwa anda berdua berada di tim yang sama. Gunakan kata-kata seperti “kami, kita ” untuk segera membangun sebuah ikatan. Bila anda menggunakan kata-kata tersebut, anda membuatnya tampak seperti anda dan mereka berada di tim yang sama, sementara orang lain berada di tim yang berbeda.
9.      Berikan mereka senyuman terbaik anda . Ketika anda tersenyum pada orang, anda menyampaikan pesan bahwa anda menyukai mereka dan kehadiran mereka membawa anda kebahagiaan. Tersenyum pada mereka akan menyebabkan mereka sadar ingin tersenyum kembali pada anda yang secara langsung akan membangun hubungan antara anda berdua.
10.  Menawarkan saran yang bermanfaat .  Kenalkan tempat makan yang pernah anda kunjungi, film yang anda tonton, orang-orang baik yang mereka ingin temui, buku yang anda baca, peluang karir atau apa pun yang terpikirkan oleh anda. Jelaskan apa yang menarik dari orang-orang, tempat atau hal-hal tersebut. Jika anda memberi ide yang cukup menarik perhatian mereka, mereka akan mencari anda ketika mereka memerlukan seseorang untuk membantu membuat keputusan tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya.
11.  Beri mereka motivasi. Jika orang yang anda hadapi lebih muda atau dalam posisi yang lebih sulit dari anda, mereka mungkin ingin mendengar beberapa kata motivasi dari anda karena anda lebih berpengalaman atau anda tampaknya menjalani kehidupan dengan baik . Jika anda ingin memiliki hubungan yang sehat dengan orang tersebut, anda tentu saja tidak ingin tampak seperti anda memiliki semuanya sementara mereka tidak. Yakinkan mereka bahwa mereka dapat melampaui masalah dan keterbatasan mereka, sehingga mereka akan berharap menjadikan anda sebagai teman yang enak untuk diajak bicara.
12.  Tampil dengan tingkat energi yang sedikit lebih tinggi dibanding orang lain – Umumnya, orang ingin berada di sekitar orang-orang yang akan mengangkat mereka, bukannya membawa mereka ke bawah. Jika anda secara konsisten memiliki tingkat energi yang lebih rendah daripada orang lain, mereka secara alami akan menjauh dari Anda menuju seseorang yang lebih energik. Untuk mencegah hal ini terjadi, secara konsisten tunjukkan dengan suara dan bahasa tubuh anda bahwa anda memiliki tingkat energi yang sedikit lebih tinggi sehingga mereka akan merasa lebih bersemangat dan positif berada di sekitar Anda. Namun jangan juga anda terlalu berlebihan berenergik sehingga menyebabkan orang-orang tampak seperti tidak berdaya. Energi dan gairah yang tepat akan membangun antusiasme mereka.
13.  Sebut nama mereka dengan cara yang menyenangkan telinga mereka – nama seseorang adalah salah satu kata yang memiliki emosional yang sangat kuat bagi mereka. Tapi hal itu belum tentu seberapa sering anda katakan nama seseorang, namun lebih pada bagaimana anda mengatakannya. Hal Ini dapat terbantu dengan cara anda berlatih mengatakan nama seseorang untuk satu atau dua menit sampai anda merasakan adanya emosional yang kuat. Ketika anda menyebutkan nama mereka lebih menyentuh dibanding orang lain yang mereka kenal, mereka akan menemukan bahwa anda lah yang paling berkesan.
14.  Tawarkan untuk menjalani hubungan selangkah lebih maju – Ada beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk memajukan persahabatan anda dengan seseorang: tawaran untuk makan dengan mereka, berbicara sambil minum kopi, melihat pertandingan olahraga, dll. Meskipun jika orang tersebut tidak menerima tawaran anda, mereka akan tetap tersanjung bahwa anda ingin mereka menjalani persahabatan ke tingkat yang lebih dalam. Di satu sisi, mereka akan memandang anda karena anda memiliki keberanian untuk membangun persahabatan bukan mengharapkan persahabatan yang instan.[14]

D.               Pengaruh Bahasa dalam Komunikasi Pendidikan
Salah satu fungsi bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa pengantar. Jadi, dalam kegiatan/proses belajar-mengajar bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Berkaitan dengan hal ini, saat ini muncul fenomena menarik dengan adanya Sekolah Nasional Berstandar Internasional (SNBI). Kekhawatiran sebagian orang terhadap keberadaan bahasa Indonesia dalam SNBI muncul karena bahasa pengantar yang digunakan dalam beberapa mata pelajaran adalah bahasa asing. Padahal kalau kembali ke fungsi bahasa Indonesia, salah satunya adalah bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan. Kekhawatiran seperti di atas sah-sah saja. Apalagi kalau kita amati penggunaan bahasa Indonesia oleh para penuturnya. Dalam berbahasa Indonesia sebagaian penutur kurang mampu berbahasa Indonesia secara baik dan benar. Dalam suasana yang bersifat resmi, mereka menggunakan kata-kata/bahasa yang biasa digunakan dalam suasana tidak resmi/kehidupan sehari-hari. Padahal, seperti kita ketahui bahwa berbahasa Indonesia secara baik dan benar adalah berbahasa Indonesia sesuai dengan suasana/situasinya dan kaidah-kaidan kebahasaan. Hal tersebut mungkin karena sikap negatif terhadap bahasa yang digunakan. Mereka berbahasa Indonesia tanpa mempertimbangkan tepat tidaknya ragam bahasa yang digunakan. Bagi mereka, yang terpenting adalah sudah menyampaikan informasi kepada orang lain. Perkara orang lain tahu atau tidak terhadap apa yang disampaikan mereka tidak ambil pusing. Padahal salah satu syarat utama supaya komunikasi berjalan dengan lancar adalah keterpahaman orang lain/mitra tutur terhadap informasi yang disampaikan. Selain itu, tidak pada tempatnya dalam suasana yang bersifat resmi seseorang menggunakan kata/kalimat/bahasa yang biasa digunakan dalam suasana tak resmi.[15]
Untuk itu, sudah selayaknyalah kalau warga negara Indonesia mempunyai sikap positif terhadap bahasa yang mereka gunakan. Dalam berkomunikasi, menggunakan bahasa Indonesia baik penutur maupun mitra tutur haruslah mempertimbangkan tepat tidaknya ragam bahasa yang digunakan. Sebagai warga negara Indonesia, kita harus mempunyai sikap seperti itu karena siapa lagi yang harus menghargai bahasa Indonesia selain warga negaranya. Kalau kita ingin bahasa Indonesia nantinya bisa menjadi salah satu bahasa internasional kita juga harus menghargai, ikut merasa bangga, merasa memiliki, sehingga kita punya jatidiri. Kita, sebagai bangsa Indonesia harus bersyukur, bangga, dan beruntung karena memiliki bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.
Munculnya Sekolah Nasional Berstandar Internasional (SNBI) tidak perlu memunculkan kekhawatiran akan hilangnya bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan. Hal ini karena ternyata penggunaan bahasa asing sebagai pengantar ternyata tidak diterapkan pada semua mata pelajaran. Penggunaan bahasa asing sebagai bahasa pengantar di SNBI hanya diterapkan pada beberapa mata pelajaran.
Intensitas penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar-mengajar menjadi berkurang. Hal itu bisa disiasati dengan lebih mengefektifkan proses pembelajaran bahasa Indonesia dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran lebih banyak diarahkan kepada hal-hal yang bersifat terapan praktis bukan hal-hal yang bersifat teoretis. Siswa lebih banyak dikondisikan pada pemakaian bahasa yang aplikatif tetapi sesuai dengan aturan berbahasa Indonesia secara baik dan benar.
Pengkondisian pada hal-hal yang bersifat terapan praktis bukan berarti menghilangkan hal-hal yang bersifat teoretis. Hal-hal yang bersifat teoretis tetap disampaikan tetapi porsinya tidak begitu besar. Dengan pengkondisian seperti itu, siswa menjadi terbiasa mempergunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Dalam suasana resmi mereka menggunakan bahasa resmi dan dalam suasana tak resmi mereka menggunakan bahasa tak resmi. Selain itu, mereka menjadi terbiasa menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan.[16]
BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Seorang guru atau siswa harus mempelajari teknik komunikasi yang baik dan efektif, karena dengan cara berkomunikasi akan menimbulkan kesan tersendiri bagi lawan komunikasinya. Dan guru yang mengetahui triks komunikasi yang baik akan mampu menempatkan diri dalam segala kondisi. Dan salah satu fungsi bahasa dalam pendidikan adalah sebagai pengantar guru dalam menyampaikan mata pelajaran kepada peserta didiknya. Oleh karena itu, bahasa sangat berpengaruh dalam komunikasi pendidikan.

B.   Kritik dan Saran
Dalam membuat mkalah ini tentunya masih banya kelemahan dari pihak penyusun. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan penyusunan makalah yang mendatang. Dan semoga isi di dalam makalah ini bisa dijadikan alat bantu pembelajaran bagi mahasiswa serta dapat memberikan manfaat bagi kita semua.



[1] Marhaini Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, (Jakarta: Graha Ilmu,2009) hal 111.
[2] Abdul Chaer Leonie Agustina, Sosiolinguistik,(Jakarta: PT Renika Cipta,2010) hal 11.

[3] Ibid, hal 12
[4] Ibid, hal 13
[5] Ibid, hal 14
[6] Ibid, hal 73
[7] Ibid, hal 73
[8] Ibid, hal 74
[9] Ibid, hal 78
[10] Ibid, hal 81
[11] Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) hal 301

[12] Ibid, 302
[13] http://rumusbelajar.blogspot.com/2012/12/Teknik-Komunikasi-yang-baik.html di akses pada tanggal 18 oktober 2012, pukul  12.30.

[14] http://rumusbelajar.blogspot.com/2012/12/Teknik-Komunikasi-yang-baik.html di akses pada tanggal 18 oktober 2012, pukul  12.30.

1 komentar:

  1. The King Of Dealer - The King of Gambling
    In the casino, games have multiple pay 카지노 lines and are distributed in a similar way to their respective kirill-kondrashin brick and mortar casinos. Each game has pay-off

    BalasHapus